Redefinisi Cinta

7:22 PM


Definisi cinta yang salah membawa kita menuju penderitaan,cinta sejati membebaskan.


Pada akhirnya yang akan menyembuhkan semua luka adalah cinta,
Cinta Tuhan kepada kita, cinta kita kepada diri kita sendiri.

Mengapa bukan cinta dari orang lain?dari orang tua, pasangan, teman dan yang lainnya?
Karena mereka bukan Tuhan, tidak maha hadir, tidak maha tahu, tidak maha adil, tidak maha kaya, tidak maha sempurna.

Setiap kali kita mengharapkan cinta dari manusia, kita mesti bersiap kecewa, karena meskipun mereka mencintai kita,
mereka memiliki kehendaknya masing-masing, masalah dan kebutuhannya masing-masing. 
Kadang mereka sedih, marah, stress, mereka tidak selalu bisa memberikan hal-hal yang kita inginkan. 
Sama seperti kita yang tidak bisa selalu sempurna.


Menaruh beban di pundak orang untuk men’cinta’i kita dengan cara yang kita mau sesungguhnya merupakan dosa dan kegoisan, karena cinta adalah hadiah, dan kita tidak bisa memaksa orang untuk memberikan kita hadiah yang kita mau, hadiah ini akan diberikan kepada kita sesuai keikhlasan pemberinya, yang mesti kita syukuri apabila dia memberikannya kepada kita, bukan kita tuntut lebih dan lagi.

Pada akhirnya kita harus memahami, bahwa semua ekpektasi kepada orang lain adalah dosa, baik itu terhadap suami, istri, teman, anak, orang tua, rekan kerja, dan seluruh penghuni dunia, adalah dosa,
Walaupun terlihat wajar dan hampir semua orang memiliki standard ekspektasi yang sama, ekspektasi adalah dosa,
dan ujung sebuah dosa adalah rasa sakit, dan itu bukan cinta.

Karena cinta sejati tidak pernah menyakitkan, memberi selalu menyenangkan, apabila kita memberi dengan tulus, dan menerima selalu menyenangkan apabila kita menerima tanpa ekspektasi.

Pada akhirnya kita harus belajar bahwa setiap kebutuhan kita, baik itu jasmani, emosi dan rohani adalah tanggung jawab kita masing-masing, bukan tanggung jawab orang lain. Sekali lagi apabila ada orang lain memberikan kita hal yang kita butuhkan itu adalah hadiah. Karena tidak seorang pun dimuka bumi yang memiliki kewajiban untuk mencintai kita.

Kita tidak bisa berekspektasi orang tua kita sempurna, kaya, baik, pintar dan bijaksana,
Kita tidak bisa berekspektasi orang tua kita untuk mencintai kita, apabila mereka lebih mencintai adik kita atau kakak laki-laki kita,
Kita tidak bisa berekspektasi anak-anak kita untuk menghormati kita, menjadi apa yang kita mau dan membahagiakan kita,
Kita tidak bisa berekspektasi orang yang kita sukai untuk menyukai kita, apabila mereka lebih menyukai orang lain,
Kita tidak bisa berekspektasi pasangan kita untuk jadi apa yang kita mau dan selalu setia,
Kita tidak bisa berekspektasi teman kita untuk selalu ada buat kita. apabila mereka memiliki kesibukan masing-masing,
Kita tidak bisa berekspektasi bos kita untuk selalu membayar gaji kita tepat waktu,
Kita tidak bisa berekspektasi penjahat tidak mencuri dari kita dan tidak menyakiti kita,
Kita tidak bisa berekspektasi dunia akan selalu aman, matahari akan bersinar dan hujan akan turun,

Kita tidak bisa mengontrol orang lain dan dunia untuk menjadi dan memberikan apa yang kita mau,
karena dunia sudah didesain sedemikan rupa oleh Tuhan untuk selalu memberi apa yang kita perlu,
untuk belajar, untuk mengikis ego kita, dan berubah untuk menjadi lebih baik.

Cinta bukan kewajiban.Cinta adalah pemberian.Dalam cinta tidak ada ekspektasi, yang ada adalah memberi & menerima dari keikhlasan hati


Lalu bagaimana apabila tidak ada orang di muka bumi ini yang mencintai kita, apakah kita akan mati kesepian?
Jawabannya adalah tidak. 
Karena dimuka bumi ada ada satu pribadi yang selalu mencintai kita dan selalu bisa kita andalkan,
Tuhan. 
Mungkin terdengar klise dan banyak orang pahit dan tidak percaya bahwa Tuhan peduli dengan kita, boro-boro mencintai kita.
Namun kebenarannya adalah Tuhan mencintai kita, oleh karena itu Dia menciptakan kita, menaruh kita di dunia yang dilimpahi dengan kekayaan alam untuk menopang hidup kita, memberi kita segala yang kita perlu.

Lantas mengapa di dunia ini hidup saya susah dan penuh rasa sakit dan serba kekurangan?saya tidak mendapat apa yang saya mau dan perlu…
Apakah ini salah Tuhan? Apakah Tuhan menghukum saya?
Jawabannya adalah Tidak.

Tuhan memberikan cintaNya kepada kita seperti curahan air, dan kita akan menerima sebanyak kita mau menerima,
selebar hati yang kita buka, sedalam iman dan kepercayaan kita kepadanya, sekuat seberapa sensitif hati kita bisa merasakannya.

Ada dua alasan utama mengapa kita tidak bahagia & sakit jasmani & rohani:

1. Yang pertama karena manusia lain memilih untuk menyakiti kita, memaksakan ekspektasinya terhadap kita,
mengambil kebebasan kita, membohongi, menipu, menghina, mempermalukan,mencuri, merampok, menyerang, membunuh dan dosa-dosa lainnya yang bisa kita lihat dilakukan manusia kepada manusia lain, orang tua terhadap anak,anak terhadap orang tua, laki-laki terhadap perempuan, perempuan terhadap laki-laki,manusia terhadap binatang dan alam, segala yang buruk, kejam dan tidak berperasaan secara turun temurun, adalah hasil pilihan dan perbuatan manusia,
dan semua dosa-dosa ini diturunkan dari generasi ke generasi dan akan terus begitu sampai ada generasi yang berubah dan bertobat.
Kita merasa sakit karena sesama kita manusia memilih untuk menyakiti kita sebagaimana mereka pernah disakiti sebelumnya.

2. Yang kedua adalah karena kita yang telah disakiti menolak untuk melepaskan rasa sakit yang ditorehkan orang lain dihati kita.

Tuhan telah mendesain jiwa kita untuk mampu memulihkan diri dari rasa sakit apapun, segala duri, pisau, panah dan hal-hal menyakitkan yang menghancurkan hati kita bisa dipulihkan, apabila kita mengakui adanya rasa sakit itu, menerima kenyataan bahwa kita telah disakiti, melihat luka apa yang kita punya, merasakan rasa sakitnya dan mengekspresikan emosi yang kita rasakan saat merasakan sakit itu, marah, ketakutan, menangis, berduka, lalu melepaskannya, memaafkan orang yang melakukannya pada kita dan memahami bahwa orang tersebut sesungguhnya berada di kondisi yang jauh lebih buruk dari kita sehingga mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.

Bagi kita yang memilih untuk jujur dan menjalani proses pengampunan dan pertobatan ini, rasa sakit tidak akan kita bawa-bawa seumur hidup kita, rasa sakit akan masuk dan keluar, dan tidak disimpan, tidak membusuk, tidak mengeras tidak menjadi racun yang meracuni hidup kita, kita tidak akan merasa sakit berulang-ulang, tidak akan takut dan marah akan hal yang sama, jiwa kita akan berkembang dan meluas sehingga cinta Tuhan bisa masuk makin banyak dan akhirnya tidak ada lagi hal yang bisa mengesalkan dan menyakiti kita karena hati kita yang terbuka, memudahkan emosi yang buruk untuk keluar begitu saja pada saat dia datang.

Masalahnya, banyak dari kita yang menolak untuk melepaskan rasa sakit ini, jangankan melepaskan rasa sakit ini,
banyak dari kita yang bahkan tidak mau mengakui bahwa rasa sakit itu ada,
mengubur luka itu dalam-dalam, menguncinya dengan gembok kebohongan dan mengingkari kebenaran bahwa 
orang yang anda cintai dan percaya pernah melukai anda dan membuat lubang besar dijiwa anda.

Apabila kita menolak untuk mengakui luka-luka yang kita miliki, mengingkari dan menguburnya didasar hati dengan berbagai kesenangan dunia yang sementara, maka secara otomatis hukum Tuhan yang telah didesain untuk menarik kita kembali kepada kebenaran akan mengirimkan kejadian-kejadian yang akan menguncangkan ketidak benaran dalam hidup kita dan akan mengingatkan kita akan pengampunan dan pertobatan yang seharusnya kita lakukan.

Itulah alasan mengapa hidup kita penuh rasa sakit dan kejadian-kejadian yang menguncangkan, bukan karena Tuhan menguhukum kita, tapi kita menciptakan rasa sakit itu sendiri dengan mengubur luka lama dan menolak untuk mengkonfrontasinya,
menolak untuk berubah, menolak untuk mengampuni, menolak untuk bertobat.

Hidup kita berada ditangan kita sendiri,
Tuhan telah menganugrahkan kita kehendak bebas,
yang mana Tuhan mengijinkan kita untuk memilih apa yang ingin kita lakukan,
tidak pernah memaksakan kehendakNya, namun Tuhan juga maha adil,
maka setiap kali kita memilih untuk membahayakan ciptaanNya sesama manusia, hewan dan alam,
kita akan merasakan sakit yang sama sebagaimana kita menyakiti sesama kita supaya kita
diingatkan untuk kembali kejalan yang benar..

Selama kita memilih untuk selalu membuka hati kita, berhenti berkespektasi agar orang lain menyelamatkan kita, membiarkan rasa sakit untuk datang dan pergi, mengerjakan pertobatan dan pengampunan setiap hari , maka hati kita akan terus terbuka untuk menerima cinta Tuhan yang selalu bisa menyembuhkan, memenuhi dan membahagiakan hati kita.

Selama kita memilih untuk menutup dan mengeraskan hati, mengingkari luka dan emosi amarah, kebencian, ketakutan dan kesedihan dihati kita, luka-luka itu akan membusuk, mengeras dan bernanah, cinta Tuhan tidak bisa masuk, dan kita akan tanpa sadar menciptakan kejadian-kejadian yang akan mengoncangkan hidup kita sampai kita mau terbuka.

Tak perduli seburuk apa masa lalu kita, seberapa parah kita telah disakiti orang lain, seberapa parah kita telah melukai orang lain,
kita bisa sembuh, kita bisa bahagia, kita bisa sehat dan bebas asalkan kita mau berubah,mengambil tanggung jawab pribadi, berhenti berekspektasi kepada orang lain maupun menyalahkan orang lain, mengerjakan pertobatan dan pengampunan kita sendiri.


dari penulis:

Selama tahun 2016 saya belajar untuk mengurangi ekspektasi saya ke semua orang disekeliling saya,
satu demi satu saya belajar berhenti mengandalkan orang lain termasuk berhenti mengandalkan diri saya sendiri dan belajar mengandalkan Tuhan untuk segala kejadian sekecil apapun, saya seringkali masih tidak cukup rendah hati, masih suka menyalahkan orang lain, dan berharap orang lain untuk berubah supaya saya tidak perlu merasa sakit, namun perlahan saya belajar menerima orang lain apa adanya, walau perjalanan saya masih panjang namun saya sudah merasakan manfaatnya, saya percaya semakin saya bisa rendah hati menerima setiap kejadian tanpa menyalahkan orang lain, semakin saya merasakan cinta Tuhan memenuhi hati saya,

saya berusaha membicarakan semua masalah saya ke Tuhan dulu sebelum ke orang lain, secara jujur dan blak-blakan,
dan tidak pernah saya tidak diberi jawaban..Perjalanan saya masih panjang, masih banyak luka-luka yang saya punya di jiwa saya yang saya tau masih takut saya ungkap dan luka-luka yang saya tidak tahu lagi siapa yang menorehkannya, mungkin warisan dari nenek moyang saya,tapi saya yakin dan percaya hal-hal yang lebih baik akan datang seiring usaha saya untuk bertobat, mengampuni dan membangun iman saya kepada Tuhan.

Saya berharap tulisan saya bisa bermanfaat dan memotivasi teman-teman untuk mengambil tanggung jawab pribadi untuk mencintai diri sendiri dengan belajar bertobat dan mengampuni serta belajar membuka hati untuk menerima cinta sejati dari Tuhan.

God bless you all,
Love,

Flora

You Might Also Like

3 comments

Popular Posts